DWI NABELLA HENDRA APRIAWAN , NETWORK ENGINEER , D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Sabtu, 14 Juni 2014

Penulisan Hasil dan Analisis



Hasil Penelitian dan Analisa
Pada BAB IV penulisan laporan skripsi isinya mencakup hasil penelitian, analisa, dan pembahasan.
·      Hasil Penelitian
Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian.
·      Analisa dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
Hasil penelitian didapatkan atas fakta dari hasil penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian sendiri mengacu pada tujuan awal dilakukannya penelitian.
Menurut kamus besar bahasa indonesia menyebutkan pengertian analisis sebagai sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya. Penelaahan juga dilakukan pada bagian tersebut dan hubungan antar bagian guna mendapatkan pemahaman masalah secara menyeluruh.
Dwi Pratowo Darminto dan Rifka Julianty mendefinisikan analisis adalah sebuah langkah penjabaran sebuah permasalahan dari setiap bagian dan penelaahan bagian itu untuk mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari masalah tersebut.

Berikut adalah pendefinisian tentang hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian yang ditulis oleh Bapak Rakim

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian pada bab Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi tiga hal antara lain sebagai berikut:
A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
            Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Mendeskripsikan informasi dari responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara mendeskripsi data dapat dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
            Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh peneliti atau pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif ini mereka dapat mempresentasikan secara ringkas, sederhana, dan lebih mudah dimengerti. Yang termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan dan mengukur posisi suatu skor. Fungsi deskripsi data adalah untuk mengadministrasi dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan pembaca lain mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut.
B. PENGUJIAN HIPOTESIS
            Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada bab ini tercapailah klimak pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Sehingga hasil uji hipotesis pada analisis statistika, biasanya akan selalu jatuh pada dua kemungkinan diatas.
            Suatu uji hipotesis dikatakan menolak, jika dari uji statistika yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan oleh si peneliti ditolak pada derajat signifikan tertentu. Hasil uji statistika ini dengan kata lain dapat diartikan bahwa adanya perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan atau ”by accident”, tetapi memang didukung dengan data yang ada di lapangan. Interpretasi uji hipotesis dapat pula diartikan dengan melihat sisi lain yang diajukan oleh peneliti, yaitu hipotesisi pendamping. Hasil testing statistika menunjukkan bahwa hipotesis riset yang telah ada didukung atau diterima sebagai hal yang benar. Suatu hipotesis nihil dikatakan diterima, jika hipotesis nihil yang diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis tidak ditolak atau diterima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses hasil kajian pustaka, hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja atau oleh adanya kesalahan yang tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan.
            Atau dari hasil uji testing hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa, hipotesis riset yang telah diajukan oleh si peneliti sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada. Ada satu pertanyaan yang sering muncul dalam menentukan ditolak atau diterimannya hipotesisi nihil yang diajukan oleh peneliti muda. Pernyataan praktis tersebut adalah haruskah seorang peneliti mengulang kembali uji tesnya, jika hipotesis nihil yang diajukan diterima ?. atau tidak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam kerangka berpikir. Jawabanya tegas, dalam hal ini bahwa para peneliti tidak diharuskan kembali ke lapangan untuk mencari data kembali, dan mereka tidak dianggap gagal dalam melaksanakan penelitian. Para peneliti dalam hal ini, langsung dapat mengambi kesimpulan atau atau menginterprestasi hasil analisis, berdasarkan kepada hasil uji testing yang telah dilakukan.
            Yang perlu diperhatikan di sini adalah proses uji testing tidak sama dengan proses membuktikan dalam ilmu matematika. Testing hipotesis tidak sama dengan membuktikan. Dalam membuktikan rumus atau soal yang diajukan dalam matematika, seorang siswa harus mengulang kembali, jika mereka belum bisa membuktikan formula yang diajukan. Sedangkan dalam uji hipotesis, peneliti langsung dapat memasukkan pada dua kemungkinan yang ada yaitu diterima atau diterima.
            Ada dua kemingkian kesalahan dalam mengambil keputusan terhadap hipotesis yang diuji yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Pengambilan keputusan dikatakan kesalahan tipe I, jika seorang peneliti menolak hipotesis nihil yang dalam kenyataannya benar. Pengambilan keputusan dikatakan termasuk dalam kesalahan tipe II, jika peneliti ternyata tidak menolak hipotesis nihil yang kenyataannya adalah keliru.
C. INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan
penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah:
a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus
9. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, (2006), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000, Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar