Hasil
Penelitian dan Analisa
Pada
BAB IV penulisan laporan skripsi isinya mencakup hasil penelitian, analisa, dan
pembahasan.
·
Hasil Penelitian
Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek
yang terkait dengan penelitian.
·
Analisa dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar
faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian
menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa
proses dan hasil penyelesaian masalah.
Hasil
penelitian didapatkan atas fakta dari hasil penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian
sendiri mengacu pada tujuan awal dilakukannya penelitian.
Menurut
kamus besar bahasa indonesia menyebutkan pengertian analisis sebagai sebuah
proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya. Penelaahan juga
dilakukan pada bagian tersebut dan hubungan antar bagian guna mendapatkan
pemahaman masalah secara menyeluruh.
Dwi
Pratowo Darminto dan Rifka Julianty mendefinisikan analisis adalah sebuah
langkah penjabaran sebuah permasalahan dari setiap bagian dan penelaahan bagian
itu untuk mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari
masalah tersebut.
Berikut adalah
pendefinisian tentang hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian yang
ditulis oleh Bapak Rakim
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian pada bab Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi tiga hal
antara lain sebagai berikut:
A. DESKRIPSI DATA
PENELITIAN
Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah
menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden,
sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan
hasil penelitian yang dilakukan. Mendeskripsikan informasi dari responden ini
ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data
ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga
memberikan gambaran nyata terhadap responden. Jika data tersebut dalam bentuk
kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara mendeskripsi data dapat
dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Tujuan dilakukan analisis
deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data
agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan
oleh peneliti atau pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan
menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif
ini mereka dapat mempresentasikan secara ringkas, sederhana, dan lebih mudah
dimengerti. Yang termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur
tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur
perbandingan dan mengukur posisi suatu skor. Fungsi deskripsi data adalah untuk
mengadministrasi dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan pembaca
lain mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut.
B. PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi
penulis berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada bab ini tercapailah
klimak pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan
dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Sehingga
hasil uji hipotesis pada analisis statistika, biasanya akan selalu jatuh pada
dua kemungkinan diatas.
Suatu uji hipotesis dikatakan menolak, jika dari uji
statistika yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis
nihil yang diajukan oleh si peneliti ditolak pada derajat signifikan tertentu.
Hasil uji statistika ini dengan kata lain dapat diartikan bahwa adanya
perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan
atau ”by accident”, tetapi memang didukung dengan data yang ada di lapangan.
Interpretasi uji hipotesis dapat pula diartikan dengan melihat sisi lain yang
diajukan oleh peneliti, yaitu hipotesisi pendamping. Hasil testing statistika
menunjukkan bahwa hipotesis riset yang telah ada didukung atau diterima sebagai
hal yang benar. Suatu hipotesis nihil dikatakan diterima, jika hipotesis nihil
yang diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis tidak ditolak atau
diterima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini
berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses hasil kajian pustaka,
hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja atau oleh adanya kesalahan yang
tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan.
Atau dari hasil uji testing hipotesis diperoleh
kesimpulan bahwa, hipotesis riset yang telah diajukan oleh si peneliti sebagai
hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada. Ada
satu pertanyaan yang sering muncul dalam menentukan ditolak atau diterimannya
hipotesisi nihil yang diajukan oleh peneliti muda. Pernyataan praktis tersebut
adalah haruskah seorang peneliti mengulang kembali uji tesnya, jika hipotesis
nihil yang diajukan diterima ?. atau tidak sesuai dengan apa yang digambarkan
dalam kerangka berpikir. Jawabanya tegas, dalam hal ini bahwa para peneliti
tidak diharuskan kembali ke lapangan untuk mencari data kembali, dan mereka
tidak dianggap gagal dalam melaksanakan penelitian. Para peneliti dalam hal
ini, langsung dapat mengambi kesimpulan atau atau menginterprestasi hasil
analisis, berdasarkan kepada hasil uji testing yang telah dilakukan.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah proses uji testing
tidak sama dengan proses membuktikan dalam ilmu matematika. Testing hipotesis
tidak sama dengan membuktikan. Dalam membuktikan rumus atau soal yang diajukan
dalam matematika, seorang siswa harus mengulang kembali, jika mereka belum bisa
membuktikan formula yang diajukan. Sedangkan dalam uji hipotesis, peneliti
langsung dapat memasukkan pada dua kemungkinan yang ada yaitu diterima atau
diterima.
Ada dua kemingkian kesalahan dalam mengambil keputusan terhadap hipotesis yang diuji yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Pengambilan keputusan dikatakan kesalahan tipe I, jika seorang peneliti menolak hipotesis nihil yang dalam kenyataannya benar. Pengambilan keputusan dikatakan termasuk dalam kesalahan tipe II, jika peneliti ternyata tidak menolak hipotesis nihil yang kenyataannya adalah keliru.
Ada dua kemingkian kesalahan dalam mengambil keputusan terhadap hipotesis yang diuji yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Pengambilan keputusan dikatakan kesalahan tipe I, jika seorang peneliti menolak hipotesis nihil yang dalam kenyataannya benar. Pengambilan keputusan dikatakan termasuk dalam kesalahan tipe II, jika peneliti ternyata tidak menolak hipotesis nihil yang kenyataannya adalah keliru.
C. INTERPRETASI DAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Langkah selanjutnya dari
hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil
penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemaparan hasil
penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan
penelitian atau menjawab
tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil
seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan
penelitian.
3. Paparan data hasil
penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil
pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi
termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang
terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah:
a. Siswa : hasil belajar
(harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar
mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
b. Guru : peningkatan
pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada
dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar
siklus
9. Temuan penelitian
hendaknya didiskusikan dengan berbagai kajian teori yang telah dipaparkan
didalam bab III : kajian pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, (2006),
Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Fatchan, Achmad, 2006, Draf Meteri Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan Geografi, UM : Malang
Sukarnyana, 2000,
Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas Dirjen Dikdasmen PPPG IPS dan PMP : Malang
Supardi, 2005, Menyusun
Karya Tulis Ilmiah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
Depdiknas-Direktorat tenaga kependidikan : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar